BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Ketika kita mendengar kata
interaksi tentunya hal ini mengacu pada hubungan antar satu sama lain dalam
suatu kelompok. Kali ini kami akan membahas
mengenai interaksi antar spesies. Seperti kita tahu dalam suatu spesies terdapat beragam
individu (populasi) namun pada intinya mereka mempunyai hubungan kekerabatan antar
satu sama lain. Namun hubungan atau
interaksi antar satu sama lain, dapat menguntungkan satu pihak, kedua pihak,
maupun merugikan salah satu pihak. Maka
dari itu kami akan membahas secara runtut dan berurut antara lain : Tipe-tipe
Interaksi Antar-spesies dan Persaingan Intra-Interspesifik. Pembahasan pertama yakni tipe - tipe interkasi antar-spesies,
dalam interaksi ini secara teori, spesies-spesies dalam suatu populasi saling
berinteraksi satu dengan lainnya. Dan membentuk interaksi yang positif, negatif, maupun NOL. Adapun
persaingan terjadi ketika organisme baik dari spesies yang sama maupun dari
spesies yang berbeda menggunakan sumber daya alam. Di dalam menggunakan sumber
daya alam, tiap-tiap organisme yang bersaing akan memperebutkan sesuatu yang
diperlukan untuk hidup dan pertumbuhannya. Menurut Gopal dan Bhardwaj (1979), persaingan yang dilakukan
organisme-organisme dapat memperebutkan kebutuhan ruang (tempat), makanan,
unsure hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau faktor-faktor
ekologi lainnya sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme
untuk hidup dan pertumbuhannya.(Indriyanto,2006)
2. Rumusan
Masalah
Dari uraian pada
latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
interaksi spesies dalam ekologi dan
2.
Sebutkan
macam-macam interaksi spesies.
3. Tujuan
1.
Untuk
memahami interaksi spesies dalam ekologi dan
2.
Untuk
mengetahui macam-macam interaksi spesies.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Interaksi dalam ekologi
Interaksi
spesies anggota populasi merupakan suatu kejadian yang wajar didalam suatu
komunitas, kejadian tersebut mudah dipelajari (Irwan 1992) interaksi yang
terjadi antar spesies anggota populasi akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan
ataupun kehidupan populasi.
Semua
makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu
akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik
individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi
demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Organisme-organisme lain tentu ada didalam situasi natural,
dan merupakan bagian yang melengkapi lingkungan. Mereka sangat penting karena
dapat menyediakan bahan makanan, menjadi tempat berteduh atau berlindung dan
melengkapi kebutuhan kebutuhan lain. Sebaliknya diantaranya tentu ada yang
merupakan tetangga yang tidak diinginkan. Interaksi yang bermacam-macam dapat dibagi dalam dua
golongan utama yaitu simbiosa dan antagonisma. Didalam golongan pertama kedua
belah pihak tidak ada yang dirugikan, dan salah satu atau kedua-duanya mendapat
keuntungan, sedang dalam golongan yang kedua salah satu pihak dirugikan. Simbiosa berarti hidup berdampingan.
Pada simbiosa mutualisme kedua organisme saling diuntungkan. Pertumbuhan dan
survivalnya diuntungkan karenanya, dan dalam keadaan wajar organisme tidak
dapat lestari apabila terpisah dari partnernya. Plankton-plankton, mahluk
tumbuhan atau hewan yang hidup melayang-melayang didalam air banyak yang
merupakan mutualisme. Tumbuhan leguminosa, yaitu yang berbuah polongan juga
menjalankan simbiosa semacam, dengan bakteria zat lemas yang mengumpul diakar.
Bakteria mendapat karbohidrat dan bahan lain, sebaliknya bakteria mengikat gas
nitrogen dari udara dan diberikan kepada induk-semangnya. Pada simbiosa komensalisme satu
pihak saja yang diuntungkan sedang pihak yang lain tidak mendapat dan tidak
menderita apa-apa. Termasuk ini ialah tumbuhan epifit yang hidup pada tumbuhan
lain, seperti anggrek, lumut pohon, dan tumbuhan lain yang bergelantungan
didahan pohon , dan juga hewan-hewan yang hidup di pepohonan seperti katak
pohon dan sebagainya. Tumbuhan atau hewan tersebut tidak menghisap makanan dari
partnernya hanya numpang tempat tinggal. Yang termasuk kategori interaksi antagonid ialah antibiosa,
eksploitasi dan kompetisi. Organisme mengeluarkan bermacam-macam bahan dari
metabolismenya. Karbondioksida atau asam organik hasil metabolisme, yang memenuhi suatu lingkungan,
sering menghambat mahluk lain untuk melangsungkan hidup. Ada kalanya ada bahan
produksi khusus yang antagonistik terhadap spesies lain. Cendawan sering kali
mengeluarkan bahan semacam itu, seperti pinicillin, streptomycin, auromycin,
ialah bahan antibiotik yang dapat membunuh bakteria-bakteria tertentu.
B.
JENIS-JENIS INTERAKSI
Dalam sebuah ekosistem yang terdapat
beberapa populasi di dalamnya, maka akan terjadi interaksi antara individu dan
populasi tersebut. Hubungan tersebut disebut hukum interaksi. Hukum interaksi
tersebut meliputi :
1.
Kompetisi
Interaksi kompetisi yaitu hubungan
antara komponen ekosistem yang saling bersaing satu sama lain untuk tujuan yang
sama. Misalnya kerbau dan kambing yang sama-sama bersaing mengkonsumsi rumput.
Atau harimau dan singa yang sama-sama berburu mangsa.
2.
Endimis sirpentin
Endemik
atau endemis berarti eksklusif asli pada suatu tempat (biota). Di dalam suatu
pulau dapat terbentuk wilayah/habitat endemik karena adanya proses pembentukan batuan kapur, batuan serpentin, batuan
vulkanik atau batuan lainnya.
Pada
konteks endemisitas, terbentuknya habitat dari batuan serpentin menyebabkan
terbentuknya jenis tumbuhan endemik serpentin. Komunitas tumbuhan pada area
serpentin umumnya kerdil dan umumnya hanya tumbuh pada habitat tersebut.
Habitat ini umumnya berupa area terbuka dan berbatu, dengan vegetasi umum
berupa tumbuhan semak dan terkadang pohon dengan daun keperakan atau kecoklatan
karena struktur bulunya bersifat memantulkan cahaya.
Tanah
serpentin juga memiliki kandungan logam berat yang tinggi seperti kromium,
kobalt, dan nikel. Serpentin juga kaya serat silika yang dikenal dengan nama asbestos.
Mineral asbestos ini lebih banyak merugikan manusia daripada tumbuhan karena
dapat menyebabkan kanker. Tantangan lain pada tanah serpentin adalah ketiadaan
zat hara (nutrisi). Kandungan kalsium (Ca) pada tanah ini biasanya rendah,
sebaliknya kandungan Mg tinggi.
Contoh tumbuhan yang hidup ditanah serpentin adalah sebagai berikut :
3.
Halofit
Tumbuhan Halofit yaitu tumbuhan yang
mampu pada kondisi kadar garam yang tinggi (salinitas) beradaptasi dengan cara
membentuk kelenjar garam yang terdapat pada daun, memiliki jaringan aerenkim dengan ruang antar sel yang
besar dan jaringan pembuluh tersebar.
Tumbuhan
halofit merupakan tumbuhan pantai yang
hidup pada kondisi selalu tergenang ataupun terkadang tergenang air laut.
Tumbuhan ini hidup pada kondisi kadar salinitas air laut yang tinggi. Oleh
karena itu, tumbuhan pantai umumnya memiliki adaptasi yang unik terhadap kondisi
lingkungan tersebut.
Adapun bentuk adaptasinya adalah memiliki jaringan aerenkim dengan ruang antar sel yang besar dan jaringan pembuluh tersebar. Contoh tumbuhan mangrove menyerap air tetapi mencegah masuknya garam, melalui saringan (ultra filter) yang terdapat pada akar . Flora mangrove menyerap air dengan salinitas tinggi kemudian mengekskresikan garam dengan kelenjar garam yang terdapat pada daun. Berikut contoh gambar tumbuhan mangrove.
Adapun bentuk adaptasinya adalah memiliki jaringan aerenkim dengan ruang antar sel yang besar dan jaringan pembuluh tersebar. Contoh tumbuhan mangrove menyerap air tetapi mencegah masuknya garam, melalui saringan (ultra filter) yang terdapat pada akar . Flora mangrove menyerap air dengan salinitas tinggi kemudian mengekskresikan garam dengan kelenjar garam yang terdapat pada daun. Berikut contoh gambar tumbuhan mangrove.
Tidak
semua halofit setara dalam toleransi garam, dibedakan intoleran, fakultatis,
dan obligat.Tetapi kebanyakan halofit adalah intoleran, yaitu tumbuh maksimum pada
salinitas rendah dan menurun pada salinitas naik.
Tumbuhan yg
hidup subur di daerah atau lingkungan (tanah) yg berkadar garam tinggi, msl
rumput inggris; Armeria maritina
4.
Kompetisi dan Niche
Niche menurut Grinnel (1917, 1924, 1928) merupakan peran
fungsional dan kedudukan organisme dalam komunitas. Menurut Elton (1972) niche
didefinisikan sebagai suatu tempat yang berhubungan dengan makanan dan
kompetisi dan juga status organisme dalam komunitas. Menurutnya niche dari
hewan dapat didefinisikan dalam range yang lebih luas lagi menurut ukuran dan
makanannya. Menurut Odum (1959), definisi niche ekologi adalah posisi atau
status dari struktur adaptasi organisme, respon psikologi, dan tingkah laku
spesifik. Adapun niche menurut Keindegh (1980), yaitu kedudukan khusus dalam
suatu komunitas suatu populasi spesies. Jadi niche (relung) dapat diartikan
sebagai suatu kedudukan dari organisme tetentu dalam ekosistem terikat dengan
adaptasi morfologi, struktur, dan fungsional. Dengan demikian niche overlap
dapat diartikan sebagai suatu kedudukan atau posisi organisme yang tumpang
tindih dengan organisme yang lain di dalam ekosistem dalam hal ukuran habitat
dan makanannya.
Kompetisi adalah salah satu bentuk
interaksi antar dua atau banyak individu apabila suplai sumber yang diperlukan
bersifat terbatas.
Peran suatu spesies di dalam komunitasnya disebut peran ekologi (niche). Sebuah
peran ekologi terdiri dari cara-cara sebuah spesies berinteraksi di dalam
lingkungannya, termasuk diantaranya faktor-faktor tertentu seperti apa yang
dimakan atau apa yang digunakan untuk energi, predator yang memangsa, jumlah
panas, cahaya atau kelembaban udara yang dibutuhkan, dan kondisi dimana dapat
direproduksi. Kompetisi
dibedakan menjadi dua, yaitu kompetisi intraspesifik dan interspesifik.
Intraspesifik adalah persaingan antara organisme yang sama dalam lahan yang
sama sedangkan kompetisi interspesifik adalah persaingan atara organisme yang
beda spesies dalam lahan yang sama.
5.
Amensalisme
Amensalisme
adalah interaksi yang menekan satu organisme, sedangkan yang lain tetap stabil
atau salah satu organisme dirugikan tapi
organisme lainnya tidak diuntungkan maupun dirugikan..
Amensalisme juga disebut sebagai suatu interaksi bersifat negatif, dimana salah
satu anggotanya terhambat dan yang lain tidak terpengaruh. Contohnya adalah jamur Penicilium
yang mensekresikan penisilin dengan bakteri. Penisilin mampu membunuh
bakteri. Sehingga bakteri dirugikan, tetapi jamur Penicillium tidak
mendapatkan keuntungan maupun kerugian. Salah satu contoh
amensalisme adalah interaksi alelokemis, yaitu penghambatan satu organisme oleh
organisme lain melalui pelepasan produk metabolit ke lingkungan. Bagian
interaksi alelokemis yang melibatkan hanya tumbuhan saja disebut alelopati.
Gambar jamur Penicilium
6.
Interaksi Alelokemis pada
Level Produser – Dekomposer
Kebanyakan
dekomposer dalam tanah yang serasah dibawah suatu komunitas dipengaruhi spesies
tumbuhan yang menggugurkan serasah penitrasi akar dalam tanah.
Tanah dibawah hutan conifer umumnya asam karena serasah
conifer bersifat asam dan dekomposisinya mempengaruhi PH tanah. Sebagai hasil,
fungi medominer mikroflora tanah, sedangkan bakteria mendominer tanah netral.
Gambar : hutan conifer
7.
Alelopati
Alelopati merupakan interaksi antar populasi,
bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya
populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang
ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat
toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa
atau antibiotisme. Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan
antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Gambar : pohon walnut
Fenomena alelopati mencakup semua
tipe interaksi kimia antar tumbuhan, antar mikroorganisme, atau antara tumbuhan
dan mikroorganisme (Einhellig, 1995a). Menurut Rice (1984) interaksi tersebut
meliputi penghambatan dan pemacuan secara langsung atau tidak langsung suatu
senyawa kimia yang dibentuk oleh suatu organisme (tumbuhan, hewan atau
mikrobia) terhadap pertumbuhan dan perkembangan organisme lain. Senyawa kimia
yang berperan dalam mekanisme itu disebut alelokimia. Pengaruh alelokimia
bersifat selektif, yaitu berpengaruh terhadap jenis organisme tertentu namun
tidak terhadap organisme lain (Weston, 1996).
Alelokimia
pada tumbuhan dilepas ke lingkungan dan mencapai organisme sasaran melalui
berbagai cara yaitu melalui penguapan, eksudat akar, pencucian, dan pembusukan
bagian-bagian organ yang mati. Dan menjelaskan lebih lanjut proses-proses
tersebut melalui penjelasan berikut ini.
a. Penguapan
Senyawa
alelopati ada yang dilepaskan melalui penguapan. Beberapa genus tumbuhan yang
melepaskan senyawa alelopati melalui penguapan adalah Artemisia, Eucalyptus,
dan Salvia. Senyawa kimianya termasuk ke dalam golongan
terpenoid. Senyawa ini dapat diserap oleh tumbuhan di sekitarnya dalam bentuk
uap, bentuk embun, dan dapat pula masuk ke dalam tanah yang akan diserap akar.
b. Eksudat
akar
Banyak
terdapat senyawa kimia yang dapat dilepaskan oleh akar tumbuhan (eksudat akar),
yang kebanyakan berasal dari asam-asam benzoat, sinamat, dan fenolat.
Lantana atau Saliara Akar dan
tunas tanaman ini dapat mengurangi perkecambahan gulma anggur dan gulma lainnya.
c. Pencucian
Sejumlah
senyawa kimia dapat tercuci dari bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas
permukaan tanah oleh air hujan atau tetesan embun. Hasil cucian daun tumbuhan Crysanthemum sangat
beracun, sehingga tidak ada jenis tumbuhan lain yang dapat hidup di bawah
naungan tumbuhan ini.
d.
Pembusukan organ tumbuhan
Setelah tumbuhan
atau bagian-bagian organnya mati, senyawa-senyawa kimia yang mudah larut dapat
tercuci dengan cepat. Sel-sel pada bagian-bagian organ yang mati akan
kehilangan permeabilitas membrannya dan dengan mudah senyawa-senyawa
kimia yang ada didalamnya dilepaskan. Beberapa jenis
mulsa dapat meracuni tanaman budidaya atau jenis-jenis tanaman yang
ditanam pada musim berikutnya.
8.
Alelokemis pada level Produser-Herbivora
Interaksi alelokemis, yaitu
penghambatan satu organisme oleh organisme lain melalui pelepasan produk
metabolit ke lingkungan. Untuk hebivora tertentu, semua spesies
tumbuhan rasanya tidak harus sama. Banyak spesies ditolak total, beberapa
dimakan dan sangat disenangi dan yang lainnya dimakan kalau yang disenangi
tidak ada.
9.
Interaksi antara Tumbuhan Epifit dengan Inangnya
Tumbuhan
epifit artinya tumbuhan yang menempel pada bagian luar tumbuhan lain. Tumbuhan
yang menempel itu tidak merugikan tumbuhan yang ditumpangi (komensalisme).
Contohnya : tumbuhan paku-pakuan dan anggrek yang tumbuh
pada ranting atau batang pohon tumbuhan berkayu.
10. Interaksi antara Tali Putri dengan
Inangnya
Tali
putri yang berwarna ilmiah Cuscuta sp,
warnanya yang kuning keemasan akan tampak cemerlang jika mendapat sinar
matahari. Tali putri punya sifat merugikan. Kehadirannya pada tumbuhan melalui
pola hubungan simbiosis paratisme. Tali putri memang tumbuhan parasit yang bisa
membunuh inangnya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Bedasarkan pembahasan diatas dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Interaksi spesies merupakan suatu kejadian yang wajar didalam suatu
komunitas, Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup
yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang
sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau
individu-individu dari populasi lain.
2.
Macam-macam interaksi spesies adalah sebagai berikut :
a.
Kompetisi
b.
Endimis serpentin
c.
Halofit
d.
Kompetisi dan Niche
e.
Amensalisme
f.
Interaksi Alelokemis pada Level Produser-Dekomposer
g.
Alalopati
h.
Alelokemis pada Level Produser –Herbivora
i.
Interaksi antara Tumbuhan Epifit dengan Inangnya
j.
Interaksi antar Tali Putri dengan Inangnya
B. SARAN
Bagi para pembaca yang
ingin mengetahui lebih jelasnnya mengenai interaksi spesies, agar mencari lagi referensi yang lain karena tidak dapat kami pungkiri bahwa
dalam pembuatan makalah ini, masih banyak kekurangan yang perlu disempurnakan.
DAFTAR PUSTAKA
Irwan Zoer’aini, Dzamal.2007. Prinsip-Prinsip Ekologi. Jakarta : Bumi
Aksara
Anonym.2011. interaksi antar spesies. Diakses dari 01-04-2012
Anonim.2009.alelopati interaksi antarpopulasi. Diakses dari 01-14-2012
Anonim.2009. ada apa
dengan alelopati. Diakses dari
01-14-2012
Anonim.alelopati.
Diakses dari 03-04-2012
http://id.wikipedia.org/wiki/AlelopatiAnonym.2010.perbandinganadaptasi tumbuhan
mesofit. Diakses dari 03-04-2012
http://nununghaerani.blogspot.com/2010/10/perbandingan-adaptasi- tumbuhanmesofit.html Anonim.halofit. Diakses dari 04-04-2012
Anonim.2011.amensalisme. diakses dari 04-04-2012
Anonim.2010.parasitisme simbiosis
dan multiple. Di akses dari
07-04-2012
0 komentar:
Posting Komentar