Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Kamis, 12 April 2012

Chrysophyta


BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Negara Indonesia adalah negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Dengan banyaknya sumber daya alam, maka salah satu kekayaan alam yang bisa kita manfaatkan adalah sumber daya alam hayati. Alga adalah salah satunya, selain dapat di manfaatkan, alga juga memiliki banyak peranan yang sangat penting khususnya bagi kaum ilmuan atau peneliti yaitu dapat dijadikan objek penelitian dalam bidang-bidang tertentu.
Alga dalam istilah Indonesia sering disebut sebagai ganggang merupakan tumbuhan talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Alga dikelompokkan dalam beberapa klasifikasi menurut Harol Blood yaitu Cholorophyta (Green Algae), Phaeophyta (Brown algae),Rhodopyta (Red algae), Chrysophyta (Gold algae) Bacillariophyta (Diatom),dan Pyrrophyta yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu alga Uniselluler. Berikut adalah penjelasan mengenai salah satu jenis alga yaitu Divisi Phaeophyta (Brown Algae) menyangkut ciri-ciri umum, habitat, struktur tubuh, reproduksi, klasifikasi serta peranannya dalam kehidupan manusia.
Ganggang dapat hidup di air tawar dan di air laut, tetapi ada pula yang hidup di tempat-tempat yang lembap, seperti dinding tembok kamar mandi, batu-batuan, atap rumah, atau kulit-kulit pohon.  Ganggang juga memiliki ciri lain yang sama dengan Protista, yaitu memiliki membran inti, ada yang bersifat uniseluler dan ada yang multiseluler. 
Ganggang dapat berbentuk benang, lembaran, atau koloni sel. Reproduksi ganggang dapat dilakukan secara seksual dan aseksual.  Secara seksual dilakukan dengan cara isogami dan oogami. Isogami terjadi jika antara sel betina dan sel kelamin jantan mempunyai ukuran yang sama dan sulit dibedakan. Oogami terjadi jika antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda dan mudah dibedakan. 
Dari peleburan dua sel kelamin tersebut, akan terjadi pembuahan yang menghasilkan zigot. Zigot akan terus berkembang menjadi individu baru.  Ganggang dapat dikelompokkan menurut pigmen yang dimilikinya menjadi beberapa golongan, yaitu ganggang cokelat (Phaeophyta), ganggang pirang (Chrysophyta), ganggang merah (Rhodophyta), ganggang hijau (Chlorophyta), dan ganggang Euglenophyta.  

B.  RUMUSAN MASALAH
1.    Bagaimanakah ciri-ciri umum dari Chrysophyta ?
2.    Bagaimanakah struktur sel dari Chrysophyta ?
3.    Dimanakah habitat dari Chrysophyta ?
4.    Bagaimana cara reproduksi dari Chrysophyta ?
5.    Kelas-kelas apa saja yang termasuk dalam Chrysophyta ?
6.    Apakah manfaat dari Chrysophyta bagi kehidupan manusia ?

C.  TUJUAN PENULISAN
1.    Agar mahasiswa mengetahui ciri-ciri umum dari Chrysophyta
2.    Agar mahasiswa memahami struktur sel dari Chrysophyta
3.    Agar mahasiswa mengetahui habitat dari Chrysophyta
4.    Agar mahasiswa mengetahui cara reproduksi dari Chrysophyta
5.    Agar mahasiswa memahami kelas-kelas apa saja yang termasuk dalam Chrysophyta
6.    Agar mahasiswa mengetahui manfaat dari Chrysophyta bagi kehidupan manusia
D.  MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa Pendidikan Biologi dan untuk menambah referensi mata kuliah Protista
BAB II
PEMBAHASAN
A.  CIRI-CIRI UMUM CHRYSOPHYTA
Nama Chrysophyta diambil dari bahasa Yunani, yaitu Chrysos yang berarti emas. Ganggang keemasan atau Chrysophyta adalah salah satu kelas dari ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Ganggang ini berwarna keemasan karena kloroplasnya mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam jumlah banyak dibandingkan dengan klorofil. Pigmen lainnya adalah fukoxantin, klorofil a dan klorofil c. Pada umumnya berflagel yang tidak sama panjang dan bentuk sehingga kadang-kadang disebut Heterokontae (alga yang flagelnya tidak sama panjang) dan tubuhnya biasanya berbentuk seperti benang
Sel-sel ganggang keemasan memiliki inti sejati (eukarion), dinding sel umumnya mengandung silika (SiO2) atau kersik. Tubuh ganggang ini ada yang terdiri atas satu sel(uniseluler) dan ada yang terdiri atas banyak sel (multiseluler). Ganggang yang bersel satu bisa hidup sebagai komponen fitoplankton yang dominan. Ganggang yang multiseluler berupa koloni atau berbentuk filamen. Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.
Ganggang keemasan sebagian besar hidup di air tawar tetapi ada juga yang hidup di air laut dan ada yang hidup di tanah. Meskipun ada anggota chrysophyta yang hidup di laut, reproduksinya dilakukan secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada ganggang uniseluler reproduksi atau perkembangbiakan dilakukan dengan pembentukan spora. Sedangkan pada ganggang yang multiseluler reproduksi seksualnya dilakukan melalui penyatuan dari jenis gamet. Ontoh dari ganggang keemasan atau ganggang pirang adalah navicula, synura, dan nishoous.
B.  STRUKTUR SEL CHRYSOPHYTA
1.    Dinding Sel
Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding selnya maka terdiri dari lorika (ex.Dinobryon dan kephryon). Atau tersusun dari lempengan silicon (ex. Sinura dan mallomonas) atau tersusun dari cakram kalsium karbonat (ex. Syracospoera). Struktur selnya tidak mempunyai dinding selulosa dan membrannya menunjukkan kewujudan silica.
2.    Isi Sel
a.    Xantophyceae
Terdapat inti sel: berentuk tunggal dan berbentuk banyak inti. Terdapat plastid berbentuk cakram tanpa pienoid. Pigmen : klorofil a dan b, β karoten, xantofil.
b.    Chrysophyceae
Berinti tunggal, plastida terdiri dari 1 atau 2, pigmen berupa klorofil a, b, c, β karotin, xantofil, berupa lutein, diadinoxantin, fukoxantin dan dinoxantin.
c.    Bacillariophyceae
Berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen berupa klorofil a dan c, β karotin, xantofil.
3.    Kloroplas
Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat keemasan. Chrysophyta menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali terdapat tiga thylakoids disekitar periphery kloroplas (girdle lamina). Kloroplas terdiri dari dua membrane (CER), jarak periplastida antara dua kloroplas dan retikulumendoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan struktur.
4.    Ribosom
Ribosom pada Chrysophyta terdapat pada permukaan luar CER.
5.    Alat Gerak
Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap marga (struktur dasar flagel pada alga mirip dengan flagel pada mahluk hidup lain. Susunan benang flagel menunjukkan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash) dan pantonematik (tinsei). Contoh: synura dan syracospaera mempunyai 2 flagel yang sama panjangnya, dinobryon dan ocromonas, mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjangnya, chrysamoeba, memiliki 1 flagel. Kedudukan dan keadaan flagelumnya berbeda, selnya boleh menjadi uniflagerum atau biflagerum. Jika biflagelat, flagelumnya mungkin sama panjang atau tidak. Tingkat flagenta yang paling tinggi yaitu heterokontois. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan berbentuk koloni. Sel heterokontous mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin dengan bulu kaku seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.
6.    Vakuola Kontraktil
Terdapat satu atau dua fakuola kontraktil dalam sel (tergantung pada spesies) yang terletak dekat dasar dari flagel. Masing-masing fakuola kontrakil terdiri atas vesikel kecil yang berdenyut dengan interfal yang teratur, mengeluarkan isinya dari sel. Fakuola kontraktil yang terdapat pada alga yang berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.
7.    Badan Golgi
Badan golgi terletak di antara inti dan kontraltil fakuola. Badan golgi adalah organela yang terdapat pada sel eukariotik, baik hewan maupun tumbuhan yang strukturnya terdiri dari tumpukan fesikel bentuk cakram atau kantung.
8.    Nukleus
Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas ER yang mana berhubungan dengan pembungkus inti.
C.  HABITAT CHRYSOPHYTA
Habitat Chrysophyta biasanya terdapat ditempat-tempat yang basah, air laut, air tawar dan di tanah yang lembab. Untuk xantophyceae hidup di air tawar, air laut dan tanah dan chrysophyceae hidupnya di air laut dan air tawar sedangkan bacillariopphyceae di air laut, di air tawar ataupun pada tanah- tanah yang lembab.

D.  REPRODUKSI CHRYSOPHYTA
Secara umum perkembangbiakan pada Chrysophyta terjadi secara generatif dan vegetatif. Perkembangbiakan vegetatif (aseksual) dengan pembelahan sel, fragmentasi, pemisahan koloni, dan pembentukan spora (aplanospora atau zoospora). Perkembangbiakan generatif (seksual) dengan konjugasi, isogami, anisogami, dan oogami.
E.   KELAS-KELAS CHRYSOPHYTA
Chrysophyta digolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu:
1.    Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae)
Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning) karena itu warnanya hijau kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria. Vaucheria tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic.
Berkembangbiak secara seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan spermatozoid yang dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi filamen baru.
Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk zoospora. Zoospora terlepas dari induknya mengembara dan jatuh di tempat yang cocok menjadi filamen baru.
Ciri-ciri kelas xantophyceae, yaitu:
a.    Susunan Tubuh
Berbentuk sel tunggal, contoh: botrydiopsis
Berbentuk filament, contoh: tribonema
Berbentuk tubular, contoh: vaucheria
b.    Susunan Sel
umumnya tidak memiliki dinding sel, bila mempunyai dinding sel, terdiri dari pectin dan silikon (SiO3). Terdiri dari dua bagian yang saling menutupi, seperti pada tribonema sp.
c.    Alat Gerak
berupa dua buah flagel.
d.   Isi Sel
terdapat inti sel berbentuk tunggal dan banyak inti, terdapat plastid berbentuk cakram tanpa pirenoi.
e.    Habitat
umumnya dalam semua situasi air, tetapi terutama dalam air dingin. Mereka membuat atas sebagian besar plankton, tetapi ada beberapa bentuk terlampir.
2.    Kelas Alga Coklat-Keemasan (Chrysophyceae)
Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil. Tubuh ada yang bersel satu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura. Tubuh ada yang bersel satu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura. Genus-genus yang mempunyai peranan penting ialah Coccolith spp., Synura spp., Chrysamoeba. Genus Coccolith berukuran sangat kecil (0,5 mm), berdinding kapur, dan dapat ditemukan sebagai tanah kokolit yang tebal pada dasar laut yang tidak begitu dalam, sebagai makanan ikan tidak begitu penting. Genus Synura merupakan koloni kecil yang terdiri dari sel-sel yang berflagel. Genus Chrysamoeba, bentuknya seperti Amoeba yang mempunyai sedikit klorofil dan hidup seperti Amoeba biasa, dapat mengambil makanan seperti Rhizopoda, tetapi cara hidupnya seperti spesies-spesies yang holofitik, jadi menurut sistematika tetap suatu saprofitik tipe dari Chrysophyceae.
Perkembangbiakan dilakukan secara:
Vegetatif dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi. Fragmentasi ada 2 macam, yaitu:
Koloni memisah menjadi dua bagian atau lebih.Sel tunggal melepaskan diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru.
Sporik, dengan membentuk zoospore (untuk sel-sel yang tidak memiliki flagel) dan statospora. Statospora yaitu tipe spora paling unik yang diketemukan pada chrysophyta, khususnya pada kelas-kelas chrysophyceae dengan bentuk sporis dan bulat. Dinding spora bersilia, tersusun oleh dua bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pora yang ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin.
Beberapa spesies bentuk statosporanya bermacam-macam, yaitu: Ada yang berdinding halus, Berornamen dan Berdiri, ketiga bentuk tersebut dapat diketemukan pada genus yang nonmotil, contoh: chysomonadales.
Pada genus yang motil statospora yang diketemukan berada pada fase istirahat, yaitu flagel tertarik kedalam dan membentuk bagian yang sporik atau bulat, selanjutnya flagel mengalami deferensiasi internal dari protoplasma yang sporik. Yang terpisah hanya bagian membrane plasma dari bagian poroferi protoplasma asli. Kemudian sekresi dari dinding antara dua membrane plasma yang baru terbentuk, kecuali daerah sirkuler, nantinya akan membentuk lubang atau pori.
3.    Kelas Diatom (Bacillariophyceae)
Diatom banyak ditemukan dipermukaan tanah basah misal, sawah. Tanah yang mengandung diatom berwarna kuning keemasan. Tubuh ada yang uniseluler dan koloni. Dinding sel tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipoteca) dan tutup (epiteca).Contohnya: Navicula, Pannularia dan Cyclotella.
Ciri-ciri kelas bacillariophyceae yaitu unicellular atau kolonial dengan bentuk silicified dinding sel. Susunan tubuhnya berbentuk sel tunggal, berbentuk koloni dengan membentuk tubuh simetri bilateral (pennales) dan simetri radial (centrales).Susunan selnya terdapat dinding sel yang disebut frustula tersusun dari bagian dasar yang dinamakan hipoteka dan bagian tutup (epiteka) dan sabuk (singulum). Frustula ini tersusun oleh zat pectin yang dilapisi silicon. Epiteka dan hipoteka tersusun oleh valve atas dan valve bawah. Valve tersusun dari: rafe, stria, nodulus pusat dan nodulus kutub. Pennales, pina berarti sirip, strianya tersusun menyirip, banyak ditemukan diair tawar. Centrales, strianya tersusun memusat, banyak ditemukan di air laut. Alat geraknya berupa flagel yang terdapat pada sperma. Berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen klorofil a dan c, beta karotin serta xantofil (fukosantin) Habitatnya umumnya dalam semua situasi air, tetapi terutama dalam air dingin. Sebagian besar sebagai plankton.
Diatom berkembang biak melalui pembelahan diri dan konjugasi. Pada proses pembelahan diri, sesudah intinya menjadi dua tutup dan wadahnya mulai berpisah masing-masing membawa spora dari protoplasma. Sesudah itu masing-masing belahan membuat dinding baru begitu rupa sehingga dinding yang baru dibuat menjadi wadah-wadahnya. Dengan cara membelah diri ini, maka ada spesimen-spesimen baru yang besarnya selalu sama dengan induknya, akan tetapi ada spesimen-spesimen yang menjadi lebih kecil sampai ukuran terbatas. Spesimen-spesimen yang mencapai ukuran terkecil ini harus mengadakan konjugasi. Gumpalan protoplasma dari hasil bercampurnya 2 protoplasma ini membesar sampai ukuran protoplasma dari induknya semula dan sesudah itu protoplasma ini membuat hipoteka dan epiteka dengan ukuran-ukuran yang sama dengan induknya tadi.
F.   MANFAAT CHRYSOPHYTA
Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam. Chrysophyta merupakan bagian yang terdiri dari fitoplankton. Navicula merupakan fitoplankton dilaut sehingga dikenal sebagai grass of the sea. Beberapa hewan laut kecil seperti udang-udangan dan larva ikan memperoleh karbohidrat, lemak, dan protein dari diatomae. Sisa diaromae yang telah mati berbentuk deposit yang disebut tanah diatomi. Tanah diatomae sering dimanfaatkan sebagai penyerap trinitrogliserin (TNT) pada bahan peledak, campuran semen, sebagai bahan penggosok, bahan penyaring, solasi penyuling gasoline dan glukosa serta digunakan sebagai bahan untuk pembuat jalan.

PENUTUP


A.  KESIMPULAN
1.      Ciri umum dari Chrysophyta adalah berwarna keemasan karena kloroplasnya mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam jumlah banyak dibandingkan dengan klorofil.
2.      Struktur sel dari Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel, isi selnya terdiri dari Xantophyceae, Chrysophyceae, Bacillariophyceae. Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat keemasan, Ribosom, alat gerak berupa flagel, vakuola kontraktil, badan golgi, dan nukleus.
3.      Habitat dari Chrysophyta adalah ditempat-tempat yang basah, air laut, air tawar dan di tanah yang lembab.
4.      Reproduksi dari Chrysophyta terjadi secara generatif (seksual) dengan konjugasi, isogami, anisogami, dan oogami. Dan vegetatif (aseksual) dengan pembelahan sel, fragmentasi, pemisahan koloni, dan pembentukan spora.
5.      Kelas-kelas yang termasuk dalam Chrysophyta, kelas alga hijau-kuning (Xanthophyceae), kelas alga coklat-keemasan (Chrysophyceae), kelas diatom (Bacillariophyceae).
6.      Manfaat dari Chrysophyta sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam.

DAFTAR PUSTAKA








0 komentar:

Posting Komentar