BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Negara
Indonesia adalah negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Dengan
banyaknya sumber daya alam, maka salah satu kekayaan alam yang bisa kita
manfaatkan adalah sumber daya alam hayati. Alga adalah salah satunya, selain
dapat di manfaatkan, alga juga memiliki banyak peranan yang sangat penting
khususnya bagi kaum ilmuan atau peneliti yaitu dapat dijadikan objek penelitian
dalam bidang-bidang tertentu.
Alga
dalam istilah Indonesia sering disebut sebagai ganggang merupakan tumbuhan
talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Alga dikelompokkan
dalam beberapa klasifikasi menurut Harol Blood yaitu Cholorophyta (Green
Algae), Phaeophyta (Brown algae),Rhodopyta (Red algae), Chrysophyta (Gold
algae) Bacillariophyta (Diatom),dan Pyrrophyta yang akan dibahas dalam makalah
ini yaitu alga Uniselluler. Berikut adalah penjelasan mengenai salah satu jenis
alga yaitu Divisi Phaeophyta (Brown Algae) menyangkut ciri-ciri umum, habitat,
struktur tubuh, reproduksi, klasifikasi serta peranannya dalam kehidupan
manusia.
Ganggang
dapat hidup di air tawar dan di air laut, tetapi ada pula yang hidup di
tempat-tempat yang lembap, seperti dinding tembok kamar mandi, batu-batuan,
atap rumah, atau kulit-kulit pohon. Ganggang juga memiliki ciri lain yang
sama dengan Protista, yaitu memiliki membran inti, ada yang bersifat uniseluler
dan ada yang multiseluler.
Ganggang
dapat berbentuk benang, lembaran, atau koloni sel. Reproduksi ganggang dapat
dilakukan secara seksual dan aseksual. Secara seksual dilakukan dengan
cara isogami dan oogami. Isogami terjadi jika antara sel betina dan sel kelamin
jantan mempunyai ukuran yang sama dan sulit dibedakan. Oogami terjadi jika
antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina mempunyai bentuk dan ukuran
yang berbeda dan mudah dibedakan.
Dari
peleburan dua sel kelamin tersebut, akan terjadi pembuahan yang menghasilkan
zigot. Zigot akan terus berkembang menjadi individu baru. Ganggang dapat
dikelompokkan menurut pigmen yang dimilikinya menjadi beberapa golongan, yaitu
ganggang cokelat (Phaeophyta), ganggang pirang (Chrysophyta), ganggang merah
(Rhodophyta), ganggang hijau (Chlorophyta), dan ganggang Euglenophyta.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimanakah
ciri-ciri umum dari Chrysophyta ?
2. Bagaimanakah
struktur sel dari Chrysophyta ?
3. Dimanakah
habitat dari Chrysophyta ?
4. Bagaimana
cara reproduksi dari Chrysophyta ?
5. Kelas-kelas
apa saja yang termasuk dalam Chrysophyta ?
6. Apakah
manfaat dari Chrysophyta bagi
kehidupan manusia ?
C. TUJUAN
PENULISAN
1. Agar
mahasiswa mengetahui ciri-ciri umum dari Chrysophyta
2. Agar
mahasiswa memahami struktur sel dari Chrysophyta
3. Agar
mahasiswa mengetahui habitat dari Chrysophyta
4. Agar
mahasiswa mengetahui cara reproduksi dari Chrysophyta
5. Agar
mahasiswa memahami kelas-kelas apa saja yang termasuk dalam Chrysophyta
6. Agar
mahasiswa mengetahui manfaat dari Chrysophyta
bagi kehidupan manusia
D. MANFAAT
PENULISAN
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai bahan
pembelajaran bagi mahasiswa Pendidikan Biologi dan untuk menambah referensi
mata kuliah Protista
BAB
II
PEMBAHASAN
A. CIRI-CIRI
UMUM CHRYSOPHYTA
Nama
Chrysophyta diambil dari bahasa Yunani, yaitu Chrysos yang berarti emas.
Ganggang keemasan atau Chrysophyta adalah salah satu kelas dari ganggang
berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Ganggang ini berwarna keemasan karena
kloroplasnya mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam jumlah banyak
dibandingkan dengan klorofil. Pigmen lainnya adalah fukoxantin,
klorofil a dan klorofil c. Pada umumnya berflagel
yang tidak sama panjang dan bentuk sehingga kadang-kadang disebut Heterokontae
(alga yang flagelnya tidak sama panjang) dan tubuhnya biasanya berbentuk
seperti benang
Sel-sel
ganggang keemasan memiliki inti sejati (eukarion), dinding sel umumnya
mengandung silika (SiO2) atau kersik. Tubuh ganggang ini ada yang
terdiri atas satu sel(uniseluler) dan ada yang terdiri atas banyak sel
(multiseluler). Ganggang yang bersel satu bisa hidup sebagai komponen
fitoplankton yang dominan. Ganggang yang multiseluler berupa koloni atau
berbentuk filamen. Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat
mensintesis makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.
Ganggang keemasan
sebagian besar hidup di air tawar tetapi ada juga yang hidup di air laut dan
ada yang hidup di tanah. Meskipun ada anggota chrysophyta yang hidup di laut,
reproduksinya dilakukan secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada ganggang
uniseluler reproduksi atau perkembangbiakan dilakukan dengan pembentukan spora.
Sedangkan pada ganggang yang multiseluler reproduksi seksualnya dilakukan
melalui penyatuan dari jenis gamet. Ontoh dari ganggang keemasan atau ganggang
pirang adalah navicula, synura, dan nishoous.
B. STRUKTUR
SEL CHRYSOPHYTA
1. Dinding
Sel
Chrysophyta
umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding selnya maka terdiri dari lorika
(ex.Dinobryon dan kephryon). Atau tersusun dari lempengan silicon (ex. Sinura
dan mallomonas) atau tersusun dari cakram kalsium karbonat (ex. Syracospoera).
Struktur selnya tidak mempunyai dinding selulosa dan membrannya menunjukkan
kewujudan silica.
2. Isi
Sel
a. Xantophyceae
Terdapat
inti sel: berentuk tunggal dan berbentuk banyak inti. Terdapat plastid
berbentuk cakram tanpa pienoid. Pigmen : klorofil a dan b, β karoten, xantofil.
b. Chrysophyceae
Berinti
tunggal, plastida terdiri dari 1 atau 2, pigmen berupa klorofil a, b, c, β
karotin, xantofil, berupa lutein, diadinoxantin, fukoxantin dan dinoxantin.
c. Bacillariophyceae
Berinti
tunggal dan berinti diploid, pigmen berupa klorofil a dan c, β karotin,
xantofil.
3. Kloroplas
Kloroplas pada Chrysophyta berwarna
coklat keemasan. Chrysophyta menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan
sering kali terdapat tiga thylakoids disekitar periphery kloroplas (girdle
lamina). Kloroplas terdiri dari dua membrane (CER), jarak periplastida antara
dua kloroplas dan retikulumendoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan
struktur.
4. Ribosom
Ribosom pada Chrysophyta terdapat pada
permukaan luar CER.
5. Alat
Gerak
Chrysophyta memiliki alat gerak yang
terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap marga (struktur dasar flagel
pada alga mirip dengan flagel pada mahluk hidup lain. Susunan benang flagel
menunjukkan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash) dan pantonematik
(tinsei). Contoh: synura dan syracospaera mempunyai 2 flagel yang sama panjangnya,
dinobryon dan ocromonas, mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjangnya,
chrysamoeba, memiliki 1 flagel. Kedudukan dan keadaan flagelumnya berbeda,
selnya boleh menjadi uniflagerum atau biflagerum. Jika biflagelat, flagelumnya
mungkin sama panjang atau tidak. Tingkat flagenta yang paling tinggi yaitu
heterokontois. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan berbentuk
koloni. Sel heterokontous mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin dengan bulu
kaku seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.
6. Vakuola
Kontraktil
Terdapat satu atau dua fakuola
kontraktil dalam sel (tergantung pada spesies) yang terletak dekat dasar dari
flagel. Masing-masing fakuola kontrakil terdiri atas vesikel kecil yang
berdenyut dengan interfal yang teratur, mengeluarkan isinya dari sel. Fakuola
kontraktil yang terdapat pada alga yang berflagel fungsi utamanya adalah
osmoregulator.
7. Badan
Golgi
Badan golgi terletak di antara inti dan
kontraltil fakuola. Badan golgi adalah organela yang terdapat pada sel
eukariotik, baik hewan maupun tumbuhan yang strukturnya terdiri dari tumpukan
fesikel bentuk cakram atau kantung.
8. Nukleus
Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh
membran kloroplas ER yang mana berhubungan dengan pembungkus inti.
C. HABITAT
CHRYSOPHYTA
Habitat Chrysophyta biasanya terdapat
ditempat-tempat yang basah, air laut, air tawar dan di tanah yang lembab. Untuk
xantophyceae hidup di air tawar, air laut dan tanah dan chrysophyceae hidupnya
di air laut dan air tawar sedangkan bacillariopphyceae di air laut, di air
tawar ataupun pada tanah- tanah yang lembab.
D. REPRODUKSI
CHRYSOPHYTA
Secara umum perkembangbiakan pada
Chrysophyta terjadi secara generatif dan vegetatif. Perkembangbiakan vegetatif
(aseksual) dengan pembelahan sel, fragmentasi, pemisahan koloni, dan
pembentukan spora (aplanospora atau zoospora). Perkembangbiakan generatif
(seksual) dengan konjugasi, isogami, anisogami, dan oogami.
E. KELAS-KELAS
CHRYSOPHYTA
Chrysophyta digolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu:
1.
Kelas alga Hijau-Kuning
(Xanthophyceae)
Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil
(pigmen kuning) karena itu warnanya hijau kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria.
Vaucheria tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang, bercabang tapi tidak
bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic.
Berkembangbiak secara seksual yaitu dengan oogami
artinya terjadi peleburan spermatozoid yang dihasilkan anteridium dengan ovum
yang dihasilkan oogonium membentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi filamen baru.
Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk zoospora.
Zoospora terlepas dari induknya mengembara dan jatuh di tempat yang cocok
menjadi filamen baru.
Ciri-ciri kelas xantophyceae, yaitu:
a.
Susunan Tubuh
Berbentuk
sel tunggal, contoh: botrydiopsis
Berbentuk
filament, contoh: tribonema
Berbentuk
tubular, contoh: vaucheria
b.
Susunan Sel
umumnya
tidak memiliki dinding sel, bila mempunyai dinding sel, terdiri dari pectin dan
silikon (SiO3). Terdiri dari dua bagian yang saling menutupi, seperti pada
tribonema sp.
c.
Alat Gerak
berupa dua
buah flagel.
d.
Isi Sel
terdapat
inti sel berbentuk tunggal dan banyak inti, terdapat plastid berbentuk cakram
tanpa pirenoi.
e.
Habitat
umumnya
dalam semua situasi air, tetapi terutama dalam air dingin. Mereka membuat atas
sebagian besar plankton, tetapi ada beberapa bentuk terlampir.
2.
Kelas Alga Coklat-Keemasan
(Chrysophyceae)
Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan
klorofil. Tubuh ada yang bersel satu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni,
contohnya Synura. Tubuh ada yang bersel satu, contohnya
Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura. Genus-genus yang mempunyai
peranan penting ialah Coccolith spp., Synura spp., Chrysamoeba.
Genus Coccolith berukuran sangat kecil (0,5 mm), berdinding kapur, dan
dapat ditemukan sebagai tanah kokolit yang tebal pada dasar laut yang tidak
begitu dalam, sebagai makanan ikan tidak begitu penting. Genus Synura
merupakan koloni kecil yang terdiri dari sel-sel yang berflagel. Genus Chrysamoeba,
bentuknya seperti Amoeba yang mempunyai sedikit klorofil dan hidup seperti
Amoeba biasa, dapat mengambil makanan seperti Rhizopoda, tetapi cara hidupnya
seperti spesies-spesies yang holofitik, jadi menurut sistematika tetap suatu
saprofitik tipe dari Chrysophyceae.
Perkembangbiakan dilakukan secara:
Vegetatif dengan membelah secara longitudinal dan
fragmentasi. Fragmentasi ada 2 macam, yaitu:
Koloni memisah menjadi dua bagian atau lebih.Sel
tunggal melepaskan diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru.
Sporik, dengan membentuk zoospore (untuk sel-sel yang
tidak memiliki flagel) dan statospora. Statospora yaitu tipe spora paling unik
yang diketemukan pada chrysophyta, khususnya pada kelas-kelas chrysophyceae
dengan bentuk sporis dan bulat. Dinding spora bersilia, tersusun oleh dua
bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pora yang ditutupi
oleh sumbat yang mengandung gelatin.
Beberapa spesies bentuk statosporanya bermacam-macam,
yaitu: Ada yang berdinding halus, Berornamen dan Berdiri, ketiga bentuk
tersebut dapat diketemukan pada genus yang nonmotil, contoh: chysomonadales.
Pada genus yang motil statospora yang diketemukan
berada pada fase istirahat, yaitu flagel tertarik kedalam dan membentuk bagian
yang sporik atau bulat, selanjutnya flagel mengalami deferensiasi internal dari
protoplasma yang sporik. Yang terpisah hanya bagian membrane plasma dari bagian
poroferi protoplasma asli. Kemudian sekresi dari dinding antara dua membrane
plasma yang baru terbentuk, kecuali daerah sirkuler, nantinya akan membentuk
lubang atau pori.
3.
Kelas Diatom (Bacillariophyceae)
Diatom
banyak ditemukan dipermukaan tanah basah misal, sawah. Tanah yang mengandung
diatom berwarna kuning keemasan. Tubuh ada yang uniseluler dan koloni. Dinding
sel tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipoteca) dan tutup (epiteca).Contohnya:
Navicula, Pannularia dan Cyclotella.
Ciri-ciri
kelas bacillariophyceae yaitu unicellular atau kolonial dengan bentuk
silicified dinding sel. Susunan tubuhnya berbentuk sel tunggal, berbentuk
koloni dengan membentuk tubuh simetri bilateral (pennales) dan simetri radial
(centrales).Susunan selnya terdapat dinding sel yang disebut frustula tersusun
dari bagian dasar yang dinamakan hipoteka dan bagian tutup (epiteka) dan sabuk
(singulum). Frustula ini tersusun oleh zat pectin yang dilapisi silicon.
Epiteka dan hipoteka tersusun oleh valve atas dan valve bawah. Valve tersusun
dari: rafe, stria, nodulus pusat dan nodulus kutub. Pennales, pina berarti
sirip, strianya tersusun menyirip, banyak ditemukan diair tawar. Centrales,
strianya tersusun memusat, banyak ditemukan di air laut. Alat geraknya berupa
flagel yang terdapat pada sperma. Berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen
klorofil a dan c, beta karotin serta xantofil (fukosantin) Habitatnya umumnya
dalam semua situasi air, tetapi terutama dalam air dingin. Sebagian besar
sebagai plankton.
Diatom
berkembang biak melalui pembelahan diri dan konjugasi. Pada proses pembelahan
diri, sesudah intinya menjadi dua tutup dan wadahnya mulai berpisah
masing-masing membawa spora dari protoplasma. Sesudah itu masing-masing belahan
membuat dinding baru begitu rupa sehingga dinding yang baru dibuat menjadi
wadah-wadahnya. Dengan cara membelah diri ini, maka ada spesimen-spesimen baru
yang besarnya selalu sama dengan induknya, akan tetapi ada spesimen-spesimen
yang menjadi lebih kecil sampai ukuran terbatas. Spesimen-spesimen yang
mencapai ukuran terkecil ini harus mengadakan konjugasi. Gumpalan protoplasma
dari hasil bercampurnya 2 protoplasma ini membesar sampai ukuran protoplasma
dari induknya semula dan sesudah itu protoplasma ini membuat hipoteka dan
epiteka dengan ukuran-ukuran yang sama dengan induknya tadi.
F.
MANFAAT CHRYSOPHYTA
Berguna
sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat
saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan
hitam. Chrysophyta merupakan bagian yang terdiri dari fitoplankton. Navicula
merupakan fitoplankton dilaut sehingga dikenal sebagai grass of the sea.
Beberapa hewan laut kecil seperti udang-udangan dan larva ikan memperoleh
karbohidrat, lemak, dan protein dari diatomae. Sisa diaromae yang telah mati
berbentuk deposit yang disebut tanah diatomi. Tanah diatomae sering
dimanfaatkan sebagai penyerap trinitrogliserin (TNT) pada bahan peledak,
campuran semen, sebagai bahan penggosok, bahan penyaring, solasi penyuling
gasoline dan glukosa serta digunakan sebagai bahan untuk pembuat jalan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
Ciri umum dari Chrysophyta adalah berwarna keemasan
karena kloroplasnya mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam jumlah banyak
dibandingkan dengan klorofil.
2.
Struktur sel dari Chrysophyta umumnya tidak berdinding
sel, isi selnya terdiri dari Xantophyceae, Chrysophyceae, Bacillariophyceae.
Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat keemasan, Ribosom, alat gerak berupa
flagel, vakuola kontraktil, badan golgi, dan nukleus.
3.
Habitat dari Chrysophyta adalah ditempat-tempat yang
basah, air laut, air tawar dan di tanah yang lembab.
4.
Reproduksi dari Chrysophyta terjadi secara generatif (seksual)
dengan konjugasi, isogami, anisogami, dan oogami. Dan vegetatif (aseksual)
dengan pembelahan sel, fragmentasi, pemisahan koloni, dan pembentukan spora.
5.
Kelas-kelas yang
termasuk dalam Chrysophyta, kelas alga
hijau-kuning (Xanthophyceae), kelas alga coklat-keemasan (Chrysophyceae), kelas
diatom (Bacillariophyceae).
6.
Manfaat dari Chrysophyta sebagai
bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat saringan,
bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam.
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar